Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net
Ogenki desu ka ?

Ni Hao!


Hi! Ogenki desu ka? Ismi Della. Douzo yoroshiku onegaishimasu!

This is my blog. Absolutely, you know that! Sesuai judulnya, blog ini hanya sebagian dari keisengan saya dalam memanfaatkan waktu senggang. Silahkan jelajahi, atau klik tanda "X" di pojok kanan atas, terserah Anda!
Hope you like this! And if you don't, just leave this page, then don't give me a flame!

Fine, no more talking! Just enjoy yourself!

Naruto,Naruto vs Sasuke,Sasuke,Gif

I'M SORRY...

Langit sore itu begitu gelap,

bahkan bulu romaku berdiri tegak menantang gravitasi saat angin dingin hari ini menyentuh tubuhku,

membawa serpihan-serpihan ingatan yang dengan keras kepalanya selalu kembali meski aku harus membenturkan kepalaku keras-keras ke tembok untuk melupakannya

Kau tahu apa artinya itu?

Bahkan otakku pun tak sanggup untuk mengenyahkan ingatanku tentang ’dia’

‘dia’ yang mempunyai senyum sehangat surya,

‘dia’ yang memiliki tawa yang riang,

‘dia’ yang…ah, sudahlah!

Aku kehilangan kata-kata untuk mendeskripsikan dirinya

Yang jelas, film berjudul “aku yang bodoh karena menyia-nyiakan dia” kini kembali terputar di otakku

Masih segar rasanya di ingatanku, ketika dengan rajinnya dia mengirimiku pesan di setiap malam, bahkan hampir di setiap waktu

Dan kau tahu apa jawabanku?

“maaf, aku sibuk!”

Itu kata-kata andalan yang selalu kukeluarkan tatkala ia menggangguku

Ya, dia itu pengganggu!

Selalu menjadi penghalang semua yang aku inginkan!

Aku benci ocehan tidak bergunanya yang selalu membuat darahku mendidih!

Dan jika Kau memang benar-benar menyayangi hamba-Mu ini, Tuhan…

Lenyapkan saja dia dari muka bumi ini!

Oh, Tuhan tidak menyayangiku rupanya!

Malam itu, pesan pengganggu muncul lagi :

“hey, aku ganggu kamu?”

Demi Tuhan!

Jika ia ada di hadapanku sekarang, akan kubantai dia hidup-hidup!

Lalu kucongkel bola mata besarnya yang sangat memuakkan itu!

Jelas sekali kau itu mengganggu, Idiot!

Dan lagi-lagi, kukeluarkan kata-kata andalanku :

“maaf, aku sibuk!”,

membuatnya berhenti mengirimkan pesan-pesan tidak bermutu yang hanya memenuhi inbox-ku

Rasakan itu, pengganggu!

Hey, lihat!

Pengganggu telah jera dengan perbuatannya!

Beberapa hari terakhir ini, dia tidak pernah mengirimiku pesan lagi

Aku sangat bersyukur!

Tapi…entahlah, sepertinya aku merasa sedikit kesepian

Oke, oke, kuakui…

aku merindukannya

Dan…hey!

Pesan yang, err…kutunggu-tunggu itu telah datang!

Entahlah, tapi rasanya hatiku sedikit bergetar saat mengamati rentetan kata yang tersusun rapi dalam pesan itu :

“aku tidur, ya. maaf kalo selama ini aku selalu ganggu kamu, aku janji nggak bakal pernah ganggu kamu lagi… I love you”

Aku…menggerakkan jari tanganku untuk membalas pesan darinya

Namun untuk kali ini, bukan dengan kata-kata andalanku seperti biasa…

“I love you too”

Dan sekarang, di sinilah aku berdiri

Di sebuah bukit yang mulai menampakkan warna jingga karena tempaan sinar matahari

Langit sore yang tadinya gelap, kini dihiasi warna kuning dengan awan yang berarak seolah menguasai angkasa,

angin yang tadi begitu dingin, entah kenapa kini terasa lebih hangat,

sehangat ingatanku tentang dia

Kukepalkan tanganku yang sedari tadi menggenggam seikat mawar putih,

menahan sesuatu yang mulai menusuk-nusuk bagian belakang mataku

Perih rasanya, seperti ditaburi merica

Aku terjatuh bersimpuh di hadapan sebuah gundukan tanah yang berbentuk cembung,

kutatap sebuah nama yang terpatri di sebuah tanda kokoh di atas gundukan tanah itu, hingga kejelasannya mengabur terhalang air mata

Nama itu…nama si pengganggu…

kekasihku…

Kuletakkan bunga mawar yang kugenggam di atas tanah merah cembung di hadapanku,

kupersembahkan mawar ini untuk bunga matahariku,

untuk bunga jiwaku

Lalu kubelai nama di batu nisan itu,

seolah manusia yang terlelap di bawahnya bisa merasakan belaianku

Dan memang, lama sekali aku tak membelai wajah manisnya,

kini Tuhan hanya memberiku kesempatan untuk membelai batu nisannya

Bahkan aku tak sempat mengucapkan ‘selamat tinggal’,

dan aku baru menyadari bahwa pesan yang membuatku bergetar waktu itu adalah pesan terakhirnya

Dia sakit, Kawan…

Ya, dia sakit parah

Dan dia enggan memberitahuku karena terhalang oleh kesibukanku

Ada sesuatu yang mengiris-iris dadaku setiap kali kuingat sebagian isi pesannya waktu itu :

“aku tidur, ya”

Dan kenyataannya dia memang sudah tertidur, Kawan…

untuk selamanya

Kugerakkan bibirku yang bergetar untuk mengucap sesuatu,

“maaf…aku…”

Kau mengira aku akan mengucapkan kata-kata andalanku lagi?

Kalau begitu, kau keliru besar!

“aku nggak akan sibuk lagi…aku janji!”

Percuma, Bodoh!

Dia tak akan pernah bangun lagi!

Tak akan pernah bangun lagi untuk mengirimkan banyak pesan tidak berguna ke ponselku,

tak akan pernah bangun lagi untuk memberikan senyum termanisnya untukku

Kali ini aku membenarkan perkataan guruku yang semula kuanggap sangat tidak masuk akal :

“kau akan merasakan kenikmatan memiliki sesuatu manakala kau sudah tidak memilikinya!”

Dan aku…menyesal telah menyia-nyiakan kenikmatanku memiliki dia,

karena kini kusadari, bahwa dia adalah udara untukku bernafas,

“maaf, sayang…”

sinar mentari untukku hidup,

“aku sayang kamu…”

dan kerangka untukku berdiri

“maaf…”

Maaf untuk kesibukanku yang telah membunuhmu


by : Della Annissa Permatasari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Angry Birds