Hey, Kawan..
Kau mau mendengarkan sebuah cerita?
Ini cerita tentang mimpiku di suatu malam
Malam yang hening dengan langit hitam sebagai latar,
dengan rasa dingin yang menjelma menjadi selimut dalam tidurku,
disertai bantal kepenatan, dan beralaskan tikar sepi
Ini mimpiku...
Mimpi yang...yah, kau bisa menyebut itu mimpi indah,
atau...
mimpi yang ironi
Aku melangkah di sebuah jalan,
jalan yang amat panjang
Mungkinkah ini jalan menuju ujung dunia?
Entahlah, aku tidak tahu
Kau tahu?
Padahal awalnya pandanganku hanya terpaku ke bawah,
hanya laju kakiku yang saat itu paling menarik perhatianku,
ketimbang kapal ferry yang bertabrakan dengan kereta api di jalan raya sekalipun
Namun di menit selanjutnya, semua berubah
Entah magnet apa yang menarikku untuk menengadah
Dan di saat itu, aku melihatnya,
sesosok makhluk yang, err...kau bisa sebut dia manusia,
atau bukan?
Karena kenyataannya dia memiliki sihir hebat yang membuatku,
terjerat akan tatapannya
Ya, dia menatapku
Di sudut jalan itu, dia memandangku,
membuatku tak menyadari laju kakiku telah terhenti sejak tadi
Dan aku, menatap sosoknya
Menatap sosoknya yang berkulit coklat, hidungnya yang mancung, dan rambutnya yang hitam sehitam bola matanya
Dan dia tersenyum,
aku tertegun
Merasakan darahku yang berdesir lembut di dalam urat nadiku,
dan degup jantungku yang entah sejak kapan telah mengalami percepatan gila-gilaan
Sungguh…
Dia…Mahakarya Tuhan yang paling indah,
bagiku
Begitu bersinar hingga aku harus memincingkan mataku saat melihatnya
Hey, jangan anggap aku berlebihan!
Kau akan berubah pikiran jika menjadi diriku
Dan…aku masih bermain dengan fantasiku ketika ia berjalan menghampiriku,
dan entah sejak kapan tiba-tiba kurasakan hangat tangannya membungkus lembut tanganku
Ia kembali tersenyum…
Manis!
Lalu ia menarikku,
membawaku ke dalam pelangi kehidupan
Berwarna…
Mengajakku menyelami sebuah samudera bernama cinta, kasih sayang, atau apalah itu
Dan aku masih mengingat bagaimana tawanya memecahkan kepayahanku waktu itu
Betapa manisnya!
Sekali lagi, aku menatap wajahnya
Membiarkan kedua mataku menjelajahi setiap detail keindahan yang dimilikinya
Biarlah otak dan hatiku menyimpan baik-baik rekaman segala tentang dirinya
Agar ketika suatu saat nanti jika aku harus terenggut darinya, aku akan selalu mengingatnya,
dan semua keindahannya yang telah mempropaganda pertahananku
Bahkan hingga ke dimensi lain
Dan…oh, aku lupa satu hal!
Siapa dia?
Malaikatkah?
Atau…inikah yang disebut kekasih Tuhan?
Aku tak tahu
Apakah kau mengetahuinya, Kawan?
Ah, jangan katakan itu!
Jangan katakan kalau ini hanya sebatas…ilusi!
Ilusi??
Hmm…yah, ilusi
Dan jika ini memang benar-benar ilusi dari mimpiku, Tuhan,
jangan pernah biarkan aku terjaga dari mimpi indah ini
Karena jika aku terbangun, aku takkan menemukan sosoknya lagi,
dan juga senyum manisnya
by : Della Annissa Permatasari
0 komentar:
Posting Komentar